Kehadiran Luka Modric di AC Milan membawa angin optimisme baru di ruang ganti Rossoneri. Bek tangguh Fikayo Tomori bahkan menyamakan dampak kehadiran Modric dengan sosok Zlatan Ibrahimovic, legenda yang pernah mengubah mentalitas tim menjadi juara. Tomori percaya, dengan pengalaman dan karisma Modric, Milan bisa kembali merebut kejayaan di Serie A dan Eropa.
Aura Juara Luka Modric di Mata Tomori
Dalam wawancara eksklusif bersama media Italia, Tomori tak ragu memuji pengaruh Modric sejak hari pertama latihan. Menurutnya, pemain asal Kroasia itu membawa “aura juara” yang terasa di setiap latihan dan pertandingan.
“Dia seperti Ibrahimovic saat datang beberapa tahun lalu. Cara dia berbicara, cara dia menuntut kami untuk selalu lebih baik, itu luar biasa,” ujar Tomori.
Modric dikenal sebagai sosok yang disiplin dan penuh semangat, meskipun sudah berusia 40 tahun. Mantan kapten Real Madrid itu tetap tampil prima di sesi latihan dan memberi contoh lewat kerja kerasnya. Bagi Tomori, hal itu mengingatkan pada bagaimana Ibrahimovic dulu menanamkan mental pemenang kepada skuad muda Milan.
Modric Ubah Dinamika Permainan Milan
Selain aspek mentalitas, pengaruh Modric juga terasa dalam gaya bermain Milan. Stefano Pioli kini memiliki pengatur tempo yang mampu mengontrol jalannya pertandingan dengan presisi tinggi.
Tomori menyebut bahwa bermain di belakang Modric membuat tugasnya lebih mudah.
“Dengan Modric, bola datang ke area kami hanya ketika memang perlu. Dia tahu kapan harus memperlambat dan kapan harus menyerang. Itu membantu lini pertahanan menjaga ritme,” jelasnya.
Modric memang dikenal sebagai maestro lini tengah dengan visi luar biasa. Kombinasinya bersama Rafael Leao, Theo Hernandez, dan Ruben Loftus-Cheek menjadikan Milan tampil lebih seimbang.
Warisan Ibrahimovic yang Diteruskan Modric
Zlatan Ibrahimovic mungkin sudah pensiun, tetapi mentalitas juaranya tampak hidup kembali lewat kehadiran Luka Modric. Tomori mengakui, sebelum Modric datang, Milan sempat kehilangan figur yang mampu menjadi panutan di ruang ganti. Kini, semangat itu muncul lagi.
“Ketika Zlatan berbicara, semua orang diam dan mendengarkan. Hal yang sama terjadi dengan Modric. Kami tahu dia pernah memenangi segalanya bersama Madrid, jadi kami respek penuh padanya,” kata Tomori.
Modric, dengan pengalaman memenangkan lima gelar Liga Champions dan Ballon d’Or 2018, memberi dimensi baru pada skuad Milan yang berisi banyak pemain muda. Ia bukan hanya menjadi playmaker di lapangan, tetapi juga mentor yang membimbing rekan setimnya memahami arti konsistensi.
Target Scudetto dan Liga Champions
Dengan kedatangan Modric, atmosfer optimisme meningkat tajam di Milanello. Tomori bahkan menyebut target tim kini lebih tinggi dari sekadar zona Liga Champions.
“Kami ingin bersaing untuk Scudetto dan juga melangkah jauh di Liga Champions. Dengan pemain seperti Modric, itu bukan mimpi. Itu sesuatu yang bisa kami capai,” tegas bek asal Inggris tersebut.
Pioli sendiri tampak senang dengan pengaruh yang dibawa Modric. Pelatih Milan itu mengatakan bahwa gelandang Kroasia tersebut langsung memahami filosofi permainan tim dan menularkannya ke rekan setimnya. Ia menjadi jembatan antara generasi muda dan pemain berpengalaman di klub.
Kehadiran Modric tidak hanya menambah kekuatan taktik, tetapi juga kepercayaan diri seluruh skuad. Milan kini tampil lebih matang, sabar dalam membangun serangan, dan efisien dalam mengelola tekanan pertandingan besar.
Kesimpulan
Ucapan Fikayo Tomori bukan sekadar pujian kosong. Luka Modric benar-benar membawa perubahan nyata, baik di ruang ganti maupun di lapangan. Dengan aura kepemimpinan dan pengalaman luar biasa, Modric menjadi sosok yang mampu memimpin Milan menuju masa kejayaan baru — seperti yang dulu dilakukan Zlatan Ibrahimovic.
Jika performa ini berlanjut, AC Milan bisa menjadi salah satu kandidat kuat juara Serie A dan bahkan kembali menancapkan dominasi di Eropa.
