Frankfurt Doyan Jual Striker Mahal — Tapi Banyak Gagal
Klub Eintracht Frankfurt memang dikenal sebagai spesialis menjual striker dengan harga fantastis. Namun, di balik keuntungan finansial, catatan menunjukkan bahwa klaim Frankfurt doyan jual striker sering diikuti oleh hasil yang mengecewakan. Sejumlah nama besar yang dilepas dengan banderol tinggi justru gagal bersinar di klub barunya.
Baca Juga: Jepang Ajak Indonesia Cabut dari AFC, Bikin Blok Sepak Bola Asia Timur?
Rekam Jejak Penjualan yang Menghebohkan
- Luka Jović dijual ke Real Madrid pada musim 2019/20 dengan harga sekitar €63 juta—namun kariernya di Madrid meredup.
- Sébastien Haller dilepas seharga €50 juta ke West Ham United, tapi hanya bertahan sebentar sebelum pindah lagi.
- Randal Kolo Muani hengkang ke Paris Saint‑Germain dengan nilai €95 juta, tapi penampilannya jauh dari ekspektasi.
- Omar Marmoush dibeli oleh Manchester City seharga €75 juta dan mulai menunjukkan tanda positif — namun masih jauh dari konsistensi.
Mengapa Pola “Frankfurt Doyan Jual” Ini Bisa Jadi Masalah?
1. Fokus Finansial vs Performa Jangka Panjang
Ketika klub terus menerus mencari keuntungan dari menjual striker, ada risiko bahwa pembangunan tim dan stabilitas lini depan terbengkalai. Striker yang dijual dengan mahal sering kehilangan momentum atau gagal menyesuaikan diri di klub baru.
2. Tekanan Transfer yang Tinggi
Striker yang dibeli mahal dari Frankfurt sering dibebani ekspektasi besar—yang terkadang terlalu berat untuk dipenuhi. Ketika adaptasi ke lingkungan baru buruk, hasilnya pun mengecewakan.
3. Risiko Bagi Klub yang Membeli
Pembeli, seperti klub besar Eropa, harus meningkatkan performa secara instan. Ketika hasil tidak datang, reputasi striker dan klub asalnya ikut terdampak negatif.
Pengecualian yang Mulai Muncul
Walaupun banyak penjualan gagal, ada juga pengecualian kecil yang menunjukkan hasil positif. Contohnya adalah Marmoush yang mulai beradaptasi baik. Hal ini memberikan harapan bahwa pola “Frankfurt doyan jual” bisa diperbaiki jika strategi transfer, adaptasi, dan dukungan klub baru dijalankan dengan baik.
Apa Artinya Bagi Eintracht Frankfurt?
Bagi Frankfurt, menjual striker dengan harga tinggi memberikan aliran uang besar yang bisa digunakan untuk memperkuat skuad atau fasilitas klub. Namun, kesuksesan jangka panjang klub juga tergantung pada bagaimana mereka mengelola perputaran pemain dan memastikan bahwa penjualan tidak menghambat performa.
Kesimpulan
Pola “Frankfurt doyan jual” striker memang nyata—klub ini sukses menjual mahal beberapa striker berbakat. Namun, catatan bahwa banyak dari mereka malah zonk menunjukkan bahwa keuntungan finansial bukan jaminan kualitas atau performa di masa depan. Frankfurt dan klub pembeli sama-sama harus belajar bahwa dalam sepak bola modern, keberhasilan transfer tidak hanya soal harga, tapi juga adaptasi, dukungan, dan strategi jangka panjang.
