Rencana transfer Juventus di musim 2025 benar-benar mengalami kekacauan yang tidak terduga. Klub raksasa Serie A yang dikenal dengan strategi transfernya yang biasanya rapi dan efisien kini justru tersandung oleh satu nama yang tampaknya menjadi batu sandungan di meja negosiasi. Pemain itu adalah Timothy Weah, winger asal Amerika Serikat yang datang dengan ekspektasi besar namun kini menjadi sorotan karena dianggap menghambat langkah Bianconeri di bursa transfer.
Situasi Bursa Transfer Juventus 2025
Juventus datang ke bursa transfer musim panas 2025 dengan rencana besar. Setelah musim 2024–2025 yang naik turun, manajemen klub di bawah arahan Cristiano Giuntoli dan pelatih Thiago Motta berambisi merombak skuad. Target utama mereka adalah memperkuat lini tengah dan sayap, sekaligus menjual beberapa pemain yang dianggap surplus.
Nama-nama seperti Dusan Vlahovic, Federico Chiesa, dan Adrien Rabiot sempat dikaitkan dengan pintu keluar, namun pada akhirnya tetap bertahan. Di sisi lain, Juventus berencana melepas pemain seperti Timothy Weah untuk membuka ruang finansial dan kuota pemain non-Uni Eropa. Namun, justru dari sinilah kekacauan dimulai.
Profil Singkat Timothy Weah di Juventus
Timothy Weah bergabung dengan Juventus pada musim panas 2023 dari klub Ligue 1, Lille OSC. Transfernya kala itu dianggap sebagai langkah cerdas karena Weah dikenal serbaguna—ia bisa bermain sebagai winger kanan, bek sayap, bahkan second striker. Juventus membayar sekitar €12 juta untuk mendatangkannya dan memberinya kontrak hingga 2028.
Di musim perdananya (2023–2024), Weah tampil cukup solid meski tidak spektakuler. Ia mencatatkan beberapa assist penting dan menjadi bagian dari skuad yang memenangkan Coppa Italia. Namun, performanya di Serie A dianggap belum konsisten. Thiago Motta yang datang sebagai pelatih baru pada musim 2025 menilai bahwa gaya main Weah kurang cocok dengan skema taktik barunya yang lebih menekankan pada kontrol bola dan penyerangan dari lini tengah.
Awal Kekacauan: Tawaran yang Ditolak Weah
Masalah bermula ketika Juventus secara terbuka memasukkan nama Weah dalam daftar jual. Beberapa klub dari Premier League, termasuk Nottingham Forest dan Crystal Palace, dikabarkan tertarik mendatangkannya. Namun, sang pemain menolak opsi tersebut karena lebih memilih bergabung dengan Olympique de Marseille.
Marseille sendiri memang tertarik, namun tidak ingin membayar penuh sesuai permintaan Juventus yang mencapai €18 juta. Mereka hanya menawar sekitar €15 juta disertai bonus performa. Juventus sempat setuju dengan struktur itu, tetapi negosiasi tiba-tiba mandek di tengah jalan. Dari sinilah isu mulai bergulir.
Agen Weah, Badou Sambague, kemudian mengeluarkan pernyataan mengejutkan di media Prancis. Ia menyebut bahwa ada “satu direktur Juventus” yang sengaja memperlambat proses transfer ke Marseille karena tidak menyukai cara mereka bernegosiasi. Pernyataan ini memicu kontroversi besar dan membuat publik menyorot buruknya koordinasi internal Juventus dalam urusan transfer.
Dampak Langsung ke Rencana Transfer Juventus
Kegagalan menjual Timothy Weah menimbulkan efek domino di tubuh Juventus. Klub yang tadinya berharap mendapat dana segar untuk memboyong bek kiri baru dan gelandang bertahan kini harus menunda rencana mereka. Thiago Motta bahkan dikabarkan frustrasi karena target utamanya di lini tengah, Khephren Thuram, batal direkrut akibat kekurangan anggaran.
Selain itu, Juventus juga gagal memenuhi kuota non-Uni Eropa yang diperlukan untuk mendaftarkan beberapa pemain baru dari Amerika Selatan. Kondisi ini membuat klub harus mengatur ulang daftar skuad secara mendadak, sesuatu yang sangat tidak ideal di tengah masa pramusim.
Konflik Internal dan Kritik dari Media Italia
Media Italia seperti La Gazzetta dello Sport dan Corriere dello Sport melaporkan bahwa kasus Weah menjadi simbol dari kekacauan komunikasi internal Juventus. Ada ketidaksepahaman antara direktur olahraga, pelatih, dan agen pemain dalam mengeksekusi transfer. Beberapa sumber bahkan menyebut Giuntoli sempat berdebat dengan perwakilan Weah terkait waktu penandatanganan kontrak baru.
Pelatih Thiago Motta dikabarkan ingin keputusan cepat agar bisa fokus membentuk tim, tetapi pihak manajemen tampak lambat dalam merespons. Ketegangan ini membuat rumor soal hubungan antara pelatih dan manajemen semakin ramai dibicarakan. Para fans pun mulai gelisah karena Juventus terlihat seperti kehilangan arah di bursa transfer—sesuatu yang jarang terjadi dalam sejarah klub sebesar ini.
Peran Weah di Tengah Situasi Tak Menentu
Menariknya, Timothy Weah justru tetap menunjukkan profesionalisme di lapangan. Dalam beberapa laga pramusim, ia tampil cukup baik dan bahkan mencetak satu gol melawan tim MLS All-Stars. Namun, tekanan dari media membuat situasinya semakin tidak menentu. Fans di Turin mulai terpecah antara yang ingin Weah bertahan dan yang ingin ia segera dijual agar klub bisa bergerak di pasar pemain.
Weah sendiri kabarnya masih ingin bertahan di Juventus jika mendapat jaminan waktu bermain. Sayangnya, Thiago Motta belum memberikan sinyal bahwa ia akan menjadi bagian utama dari proyek musim ini. Dengan waktu bursa transfer yang semakin sempit, Juventus berada di posisi sulit—tidak bisa menjual dengan harga yang diinginkan, dan tidak bisa membeli pemain baru sebelum Weah pergi.
Imbas Finansial dan Strategis bagi Juventus
Dari sisi keuangan, penundaan penjualan Weah memberi dampak signifikan. Juventus sebenarnya membutuhkan dana sekitar €40 juta dari hasil penjualan pemain untuk menyeimbangkan laporan keuangan mereka. Gagalnya transfer Weah membuat neraca klub menjadi kurang sehat, dan berpotensi membatasi ruang gerak mereka pada jendela transfer berikutnya.
Lebih dari itu, reputasi Juventus sebagai klub dengan manajemen profesional ikut tercoreng. Beberapa media menyebut bahwa klub lain kini ragu bernegosiasi dengan Bianconeri karena sering berubah sikap di tengah proses transfer.
Apa Langkah Selanjutnya?
Situasi Weah di Juventus tampaknya belum menemukan jalan keluar yang pasti. Jika Marseille kembali dengan tawaran baru mendekati harga yang diinginkan, kemungkinan kesepakatan masih terbuka. Namun, jika tidak ada perkembangan hingga akhir jendela transfer, Juventus mungkin akan mempertahankannya setidaknya hingga Januari 2026.
Thiago Motta juga dikabarkan siap memberi kesempatan terakhir kepada Weah di awal musim, terutama jika ia menunjukkan performa meyakinkan di laga-laga Serie A awal. Namun, satu hal pasti: saga Timothy Weah telah menjadi pelajaran penting bagi manajemen Juventus dalam menangani proses transfer di era modern.
Kesimpulan: Satu Pemain, Banyak Masalah
Kisah Timothy Weah di Juventus adalah contoh nyata bagaimana satu transfer yang gagal bisa mengguncang keseluruhan strategi klub. Dari negosiasi yang berlarut-larut hingga konflik internal dan tekanan media, semuanya bersumber dari satu kesepakatan yang tak kunjung selesai.
Jika Juventus ingin kembali menjadi kekuatan dominan di Italia dan Eropa, mereka perlu memperbaiki sistem komunikasi serta efisiensi dalam bursa transfer. Karena seperti yang terlihat di musim panas 2025 ini, satu pemain saja bisa membuat seluruh rencana klub berantakan.
