Franco Mastantuono
Musim 2025/2026 menjadi periode transisi penting bagi Real Madrid di bawah pelatih baru, Xabi Alonso. Di tengah banyaknya perubahan taktik dan rotasi pemain, salah satu nama yang mendapat sorotan adalah Franco Mastantuono, gelandang muda asal Argentina yang baru berusia 17 tahun.
Meski awalnya digadang-gadang sebagai “permata baru” Real Madrid, Mastantuono kini menghadapi situasi sulit — ia kehilangan tempat di starting XI dan harus bekerja ekstra keras untuk kembali mendapatkan kepercayaan sang pelatih.
Perjalanan Singkat Franco Mastantuono
Franco Mastantuono mencuri perhatian dunia sepak bola ketika bermain untuk River Plate, menjadi salah satu pemain termuda yang mencetak gol di ajang Copa de la Liga Profesional. Dengan teknik tinggi, visi bermain luar biasa, dan kemampuan membaca permainan, ia disebut-sebut sebagai penerus Lionel Messi di level klub.
Real Madrid bergerak cepat, mengamankan tanda tangannya pada Agustus 2025 dengan nilai transfer sekitar €25 juta dan klausul pelepasan mencapai €1 miliar. Transfer itu sekaligus menegaskan betapa seriusnya Los Blancos melihat potensi pemain muda ini.
Namun, setelah euforia awal, tantangan besar langsung muncul: beradaptasi dengan filosofi taktik baru dan tingkat persaingan tertinggi di dunia.
Tantangan di Bawah Asuhan Xabi Alonso
a. Filosofi Taktik Baru
Xabi Alonso membawa gaya bermain modern yang berfokus pada penguasaan bola, pressing tinggi, serta transisi cepat.
Formasi 3-4-2-1 atau 4-2-3-1 yang ia terapkan menuntut gelandang serang untuk bekerja dua arah — tidak hanya kreatif dalam menyerang, tapi juga disiplin membantu pertahanan.
Mastantuono, yang terbiasa dengan gaya bebas di River Plate, kini harus belajar bertahan, menutup ruang, dan menjaga jarak antar lini sesuai struktur taktik yang ketat.
b. Persaingan Ketat di Lini Tengah
Lini tengah Real Madrid saat ini diisi oleh nama-nama besar seperti Jude Bellingham, Federico Valverde, Eduardo Camavinga, dan Aurelien Tchouaméni.
Selain itu, pemain muda seperti Arda Güler dan Nico Paz juga berusaha merebut menit bermain, membuat kompetisi internal semakin sengit.
Dalam situasi ini, pelatih lebih memilih pemain yang konsisten dan berpengalaman, terutama di laga-laga besar.
c. Adaptasi dan Tekanan
Sebagai pemain baru yang masih remaja, Mastantuono menghadapi tekanan mental yang luar biasa.
Ia bukan hanya harus belajar bahasa, memahami budaya baru, dan beradaptasi dengan intensitas latihan Real Madrid yang terkenal tinggi, tetapi juga membuktikan diri di hadapan fans dan media yang menuntut hasil instan.
Faktor yang Membuatnya Kehilangan Tempat di Starting XI
Beberapa laporan dari media Spanyol menyebut bahwa Mastantuono mengalami penurunan performa dalam beberapa sesi latihan dan pertandingan awal musim.
Hal ini bukan karena kurangnya kemampuan, tetapi karena kurangnya pengalaman dan kekuatan fisik untuk bertahan di level permainan Real Madrid.
Selain itu, Xabi Alonso dikenal sebagai pelatih yang disiplin dan perfeksionis — setiap kesalahan posisi atau kehilangan bola di lini tengah bisa membuat pemain kehilangan tempat di skuad utama.
Tak hanya itu, perubahan rotasi besar-besaran yang dilakukan Alonso untuk menjaga kebugaran tim membuat pemain muda seperti Mastantuono lebih sering memulai dari bangku cadangan.
Peluang dan Harapan ke Depan
Meski situasi saat ini tidak ideal, peluang Mastantuono untuk kembali ke tim utama tetap terbuka lebar. Ada beberapa faktor yang bisa menjadi modal penting baginya:
a. Dukungan Penuh dari Klub
Real Madrid melihat Mastantuono sebagai investasi jangka panjang. Kontrak panjang dan klausul pelepasan tinggi menjadi bukti bahwa klub percaya padanya.
Selain itu, manajemen dilaporkan memberi instruksi khusus kepada staf pelatih agar membantu proses adaptasi sang pemain secara bertahap.
b. Potensi Luar Biasa
Kemampuan teknis Mastantuono sudah di atas rata-rata untuk pemain seusianya. Ia memiliki visi bermain, kontrol bola rapat, serta tembakan jarak jauh yang akurat — atribut yang sangat disukai oleh pelatih seperti Xabi Alonso.
c. Mentalitas Kompetitif
Meski masih muda, Mastantuono dikenal memiliki mental baja. Ia tidak mudah menyerah dan selalu berusaha memperbaiki diri di setiap sesi latihan. Dalam beberapa kesempatan, ia menyatakan bahwa bersaing di Real Madrid adalah “impian sekaligus tantangan terbesar” dalam hidupnya.
Langkah-Langkah yang Harus Ditempuh Mastantuono
Agar dapat kembali ke starting XI, Mastantuono perlu:
- Meningkatkan kekuatan fisik agar mampu bertahan menghadapi intensitas La Liga.
- Menyesuaikan diri dengan sistem Alonso, terutama dalam fase defensif.
- Menunjukkan konsistensi di laga-laga Copa del Rey atau kompetisi sekunder.
- Menjaga komunikasi dengan staf pelatih untuk memahami ekspektasi peran taktisnya.
- Memanfaatkan setiap kesempatan kecil di lapangan untuk menunjukkan kualitas dan determinasi.
Jika hal tersebut dilakukan secara berkelanjutan, peluangnya untuk kembali ke line-up utama sangat besar — apalagi Real Madrid dikenal tidak ragu memberikan kepercayaan kepada pemain muda yang siap.
Franco Mastantuono kini berada pada fase penting dalam kariernya di Real Madrid.
Ia sudah menembus gerbang klub terbesar di dunia, namun perjuangan sesungguhnya baru dimulai: merebut kembali tempat di starting XI.
Dengan kerja keras, disiplin, dan dukungan pelatih, Mastantuono punya segala yang dibutuhkan untuk menjadi bintang masa depan Los Blancos.
Namun, di Real Madrid tidak ada tempat bagi pemain yang cepat puas — hanya mereka yang konsisten, sabar, dan terus berkembang yang bisa bertahan.
Dan itulah ujian nyata yang kini dihadapi Franco Mastantuono.
