Granit Xhaka Sunderland menjadi sorotan besar di Premier League setelah kepindahannya dari Arsenal dengan biaya £13 juta. Langkah ini awalnya dianggap berisiko, tetapi kini terbukti sangat menguntungkan. Sunderland mendapatkan pemain berpengalaman dengan jiwa kepemimpinan, sementara Xhaka menemukan lingkungan baru yang menghargai mentalitasnya.
Pemain asal Swiss itu meninggalkan Emirates setelah tujuh musim penuh tantangan. Meski sempat dikritik karena temperamen dan gaya bermain keras, Xhaka menunjukkan kedewasaan luar biasa sejak mengenakan seragam Sunderland AFC.
Peran Baru Granit Xhaka di Sunderland
Granit Xhaka tidak hanya hadir sebagai gelandang tengah, tetapi juga sebagai pemimpin. Pelatih utama segera mempercayakan ban kapten kepadanya. Hasilnya langsung terasa: Sunderland mencatat rekor tak terkalahkan di kandang sepanjang paruh pertama musim Premier League.
Xhaka menjalankan peran ganda, yaitu mengatur tempo permainan sekaligus menjaga disiplin tim. Ia memadukan pengalaman internasionalnya dengan semangat para pemain muda Sunderland.
Gaya Kepemimpinan Granit Xhaka Sunderland
Berbeda dari Arsenal, Granit Xhaka Sunderland tampil lebih tenang dan berpengaruh. Ia tegas di ruang ganti, tetapi tetap dekat dengan pemain muda. Banyak yang menyebutnya mentor sejati karena tidak hanya berbicara, tetapi juga memberi contoh nyata dalam latihan dan pertandingan.
Di lapangan, Xhaka selalu mengatur posisi rekan setim, menjaga ritme permainan, dan memastikan transisi bertahan berjalan efektif. Gaya kepemimpinannya menjadi faktor penting bagi konsistensi tim.
Statistik dan Dampak Xhaka di Premier League
Sejak bergabung, Granit Xhaka Sunderland sudah mencatatkan lima assist dan tiga gol dalam 12 pertandingan Premier League. Akurasi operannya mencapai 90 persen, sementara rata-rata intersep dan tekel sukses per pertandingan masing-masing delapan dan empat.
Statistik ini menegaskan betapa vital perannya di lini tengah. Media Inggris bahkan menyebutnya salah satu “signing of the season” musim ini.
Perbandingan Xhaka di Arsenal dan Sunderland
Saat masih di Arsenal, Xhaka berperan sebagai gelandang bertahan murni. Di Sunderland, ia mendapatkan kebebasan lebih untuk maju dan mengatur serangan. Kreativitasnya berkembang, dan agresivitasnya kini lebih terarah.
Xhaka juga menikmati atmosfer kota Sunderland yang lebih tenang dibandingkan London. Faktor lingkungan ini mendukung stabilitas performanya.
Dukungan Fans dan Dampak Sosial Xhaka
Dukungan fans Sunderland menjadi salah satu alasan mengapa Granit Xhaka merasa “terlahir kembali.” Setiap kali tim bermain di Stadium of Light, suporter menyuarakan namanya dengan bangga.
Selain di lapangan, Xhaka aktif dalam kegiatan sosial klub, termasuk pembinaan anak muda dan kamp pelatihan sepak bola lokal. Keterlibatan ini memperkuat citra positifnya sebagai pemimpin sejati.
Kesimpulan: Granit Xhaka dan Kebangkitan Sunderland
Perjalanan Xhaka Sunderland menjadi contoh transformasi luar biasa dalam karier seorang pemain. Dari sosok yang sempat disorot negatif di Arsenal, ia kini menjadi simbol kebangkitan dan semangat tim.
Dengan kombinasi kepemimpinan, teknik, dan dedikasi, Xhaka membuktikan dirinya sebagai investasi terbaik Sunderland dalam satu dekade terakhir. Jika performa ini terus berlanjut, Sunderland berpotensi kembali bersaing di kompetisi Eropa dengan Granit Xhaka sebagai kapten kebangkitan mereka.
