
Tantangan Musim Kedua Hansi Flick sebagai pelatih Barcelona diprediksi akan menjadi ujian terberat dalam kariernya. Meski di musim debutnya ia berhasil membawa Blaugrana tampil kompetitif, ekspektasi yang lebih tinggi, keterbatasan finansial, dan persaingan ketat di Eropa membuat pekerjaannya jauh lebih menantang.
Ekspektasi Tinggi dari Joan Laporta dan Manajemen
Setelah finis sebagai runner-up La Liga dan mencapai perempat final Liga Champions musim lalu, manajemen Barcelona ingin hasil yang lebih baik. Presiden klub, Joan Laporta, secara terbuka menargetkan setidaknya satu trofi besar di musim 2025/26.
Hal ini berarti Flick harus:
- Menyaingi dominasi Real Madrid di La Liga.
- Melangkah minimal ke semifinal Liga Champions.
- Tetap mempertahankan filosofi sepak bola menyerang ala Barcelona.
Tuntutan tersebut datang di tengah fakta bahwa klub masih dalam proses pemulihan finansial dan tidak bisa bebas berbelanja pemain.
Masalah Finansial dan Bursa Transfer yang Sulit
Kondisi keuangan Barcelona masih dibatasi aturan Financial Fair Play (FFP). Hal ini membuat klub tidak bisa mengeluarkan dana besar untuk merekrut pemain bintang.
Musim panas ini, strategi transfer Barcelona meliputi:
- Mengandalkan talenta muda dari La Masia seperti Lamine Yamal, Fermin Lopez, Marc Casado, dan Pau CubarsÃ.
- Mencari pemain berstatus bebas transfer atau pinjaman.
- Melepas beberapa pemain untuk mengurangi beban gaji.
Bagi Flick, tantangannya adalah membentuk tim yang seimbang antara pemain muda yang haus pembuktian dan pemain senior yang berpengalaman, tanpa mengorbankan kualitas di setiap lini.
Persaingan Ketat di La Liga
Musim 2025/26 akan menjadi salah satu musim La Liga paling kompetitif dalam satu dekade terakhir.
- Real Madrid semakin kuat dengan kehadiran Kylian Mbappé yang bergabung dengan Jude Bellingham dan VinÃcius Jr.
- Atlético Madrid melakukan perombakan skuad dengan merekrut striker berpengalaman dan memperkuat lini belakang.
- Sevilla, Real Sociedad, dan Villarreal siap memberi kejutan dengan skuat solid mereka.
Flick harus memastikan Barcelona tidak lagi kehilangan poin di laga-laga melawan tim papan tengah — masalah yang sering terjadi musim lalu.
Tekanan di Liga Champions
Liga Champions adalah kompetisi yang sangat sensitif bagi fans Barcelona. Terakhir kali mereka juara adalah pada musim 2014/15 di era Luis Enrique.
Musim lalu, meski bermain lebih baik, langkah mereka terhenti di perempat final. Untuk musim ini, Flick harus menyiapkan:
- Kedalaman skuad yang cukup untuk rotasi di tengah jadwal padat.
- Mental juara agar tidak gugup di pertandingan besar.
- Variasi taktik untuk menghadapi lawan-lawan dengan gaya bermain berbeda.
Keseimbangan Pemain Senior dan Muda
Barcelona saat ini berada di masa transisi generasi:
- Robert Lewandowski masih menjadi ujung tombak meski usianya sudah 36 tahun.
- Ilkay Gündogan menjadi motor pengalaman di lini tengah.
- Pedri, Gavi, dan Frenkie de Jong adalah pilar kreatif yang menentukan ritme permainan.
- Lamine Yamal menjadi harapan baru untuk memecah kebuntuan di lini depan.
Flick harus menjaga kebugaran pemain senior sembari memberi jam terbang optimal kepada talenta muda.
Analisis Taktik Musim Kedua Flick
Musim lalu, Flick banyak menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan pressing tinggi dan transisi cepat. Namun, di musim ini ia diprediksi akan lebih fleksibel dengan opsi:
- 4-3-3 klasik ala Barcelona untuk laga kandang dan lawan lemah.
- 3-4-3 untuk mengoptimalkan kekuatan sayap dan menambah jumlah bek di laga besar.
- Memanfaatkan full-back ofensif seperti Alejandro Balde untuk menekan dari sisi lapangan.
Prediksi Formasi Utama Barcelona 2025/26
Ter Stegen
Koundé – Araujo – Cubarsà – Balde
De Jong – Pedri – Gündogan
Yamal – Lewandowski – Raphinha
Opsi rotasi: Fermin Lopez, Ferran Torres, VÃtor Roque, Christensen.
Kesimpulan
Tantangan Musim Kedua Hansi Flick bersama Barcelona akan menjadi ujian sesungguhnya. Ekspektasi tinggi, keterbatasan finansial, regenerasi skuad, serta persaingan ketat di Spanyol dan Eropa akan menguji kemampuan taktik dan manajerialnya. Jika Flick mampu menjawab tantangan ini, Barcelona bisa kembali menjadi kekuatan dominan di Eropa.