
Chelsea kini menghadapi dilema besar: memiliki kedalaman skuad Chelsea terlalu banyak pemain, namun hanya segelintir nama yang benar-benar berkualitas unggul. Rezim transfer ambisius Todd Boehly menghasilkan begitu banyak pemain di setiap lini—hingga menciptakan tantangan rotasi dan performa yang konsisten.
Ribuan Opsi, Namun Pilihan Langka
Liga Premier membatasi 20 pemain dalam matchday squad—sementara Chelsea memiliki lebih dari 50 pemain yang terdaftar ✳️ hal ini menciptakan tumpukan pilihan tanpa kejelasan siapa yang benar-benar utama. Bahkan, posisi seperti bek tengah dipenuhi sembilan kandidat, meski hanya Levi Colwill dan Wesley Fofana yang secara konsisten tampil prima.
Pemain Kunci: Siapa yang Benar-benar Top?
Meskipun jumlah jumlahnya luar biasa, hanya beberapa yang menonjol secara performa:
- Moises Caicedo: satu-satunya pemain yang memulai semua 38 laga Premier League musim lalu, penghargaan Chelsea Player of the Season menjadi bukti kontribusinya yang besar Wikipedia.
- Cole Palmer: kreator andalan yang sukses memimpin serangan Chelsea, menjadi satu-satunya playmaker yang performanya layak andalkan.
- Romeo Lavia: meski acapkali cedera, ketika tersedia ia menunjukkan kualitas teknik dan kestabilan yang mendekati starter reguler.
Pasangan Caicedo–Lavia di lini tengah, serta kreativitas Palmer dan Enzo Fernández, menjadi inti kekuatan Chelsea saat ini.
Beban di Lini Serang: Banyak Nama, Tajam Kurang
Meskipun memiliki banyak striker dan winger—seperti Delap, Joao Pedro, Mudryk, dan Nkunku—striker utama yang konsisten masih jadi pencarian panjang. Nicolas Jackson sering dinilai belum bisa memberikan dampak maksimal, sedangkan Christopher Nkunku justru semakin menurun efektivitasnya. Tim kini tengah mengejar talenta seperti Alejandro Garnacho atau Xavi Simons untuk memperkuat daya serang dan membagi beban kreativitas dari Cole Palmer.
Masalah Besar: Rotasi, Kebingungan Pilihan, dan Pemain Tak Terpakai
Lebih dari €355 juta dari nilai pasar pemain yang sangat minim permainan sejauh musim lalu menunjukkan masalah manajemen skuad gila yang penuh pemain non-produktif. Nama-nama seperti Sterling, Chilwell, Nkunku, dan Chukwuemeka masuk daftar “unwanted players” karena jarang dimainkan. Akibatnya, Enzo Maresca mesti menggunakan grup latihan terpisah untuk mengelola segi rotasi skuad yang terlalu besar ini.
Dampaknya ke Musim 2025/26: Tantangan yang Harus Diatasi
Meski skuad penuh talenta muda dan prospek besar, rotasi dan ketidakseimbangan kualitas menyebabkan performa tidak konsisten. Kedalaman skuad Chelsea terlalu banyak pemain justru menciptakan dilema bagi Maresca saat menyusun starting XI, terutama menghadapi jadwal padat kompetisi domestik dan turnamen Eropa. Tim perlu memastikan pembangunan kini fokus pada kualitas, bukan jumlah.
Strategi Penataan Kembali Skuad
Untuk meraih hasil maksimal musim mendatang, beberapa langkah perlu diambil:
- Lepas pemain non-produktif seperti Chilwell, Nkunku, dan lainnya yang minim kontribusi.
- Pendatangan talenta tepat guna seperti Jorrel Hato, Xavi Simons, Garnacho, serta talenta serang seperti Delap atau Gittens, untuk menyempurnakan komposisi starter .
- Fokus pengembangan pemain muda berkualitas yang siap langsung bersaing di level utama, bukan sekadar ruang bangku cadangan.
Kesimpulan: Hambatan Besar di Tengah Aset Banyak
Kedalaman skuad Chelsea terlalu banyak pemain, namun hanya segelintir yang layak disebut level top. Sangat penting bagi klub untuk merasionalisasi staf. Melepas pemain tak terpakai dan menegaskan inti kekuatan seperti Caicedo, Palmer, dan Lavia. Agar menjadi tim yang seimbang, kompetitif, dan berkelanjutan di musim mendatang.
Dengan adanya perubahan yang lebih fokus dan selektif, Chelsea bisa memaksimalkan potensi besar dalam skuadnya untuk menjadi kekuatan sejati di level domestik dan Eropa.