
Situasi finansial Barcelona kembali menjadi sorotan setelah kabar bahwa klub meminta Frenkie de Jong Tolak Potong Gaji. Langkah ini dianggap sebagai salah satu strategi untuk menyeimbangkan neraca keuangan dan mematuhi aturan Financial Fair Play (FFP) La Liga.
Namun, salah satu pemain kunci mereka, Frenkie de Jong Tolak Potong Gaji. Gelandang asal Belanda itu merasa tidak ada alasan bagi dirinya untuk menerima pemotongan gaji karena kontrak yang ditandatangani masih berlaku hingga 2026 dengan kesepakatan yang jelas.
Latar Belakang Masalah Keuangan Barcelona
Barcelona sudah beberapa tahun terakhir menghadapi masalah keuangan yang cukup serius. Beban gaji yang sangat besar membuat klub harus mencari jalan keluar. Bahkan, sejak era kepemimpinan Joan Laporta, sejumlah langkah sudah dilakukan, antara lain:
- Penjualan aset klub melalui “economic levers”.
- Pemotongan gaji pada beberapa pemain senior.
- Melepas pemain bintang seperti Lionel Messi pada 2021 karena tidak mampu mendaftarkan kontraknya.
Kendati begitu, Barcelona tetap kesulitan mengontrol beban gaji yang tinggi. Inilah mengapa permintaan kepada Frenkie de Jong dan beberapa pemain lain kembali muncul.
Alasan Frenkie de Jong Menolak Pemotongan Gaji
Frenkie de Jong memiliki sejumlah alasan kuat mengapa dirinya menolak permintaan pemotongan gaji dari manajemen Barcelona:
- Kontrak Sah & Mengikat
De Jong menandatangani kontrak jangka panjang hingga 2026 dengan nilai gaji yang disepakati. Menurutnya, ia hanya menjalankan hak yang sudah dijamin secara hukum. - Pengorbanan Masa Lalu
Pada tahun 2020-2021, De Jong termasuk salah satu pemain yang bersedia menunda sebagian gajinya demi membantu klub. Kini, ia merasa tidak adil jika kembali diminta berkorban. - Kontribusi di Lapangan
Sebagai gelandang utama, De Jong memainkan peran vital dalam skema permainan Barcelona. Performanya yang konsisten membuatnya merasa pantas menerima gaji penuh. - Preseden Buruk
Jika terus ditekan untuk memotong gaji, hal ini bisa menjadi contoh buruk bagi pemain lain yang berpotensi membuat ruang ganti tidak harmonis.
Dampak Bagi Barcelona
Keputusan De Jong ini tentu memberikan tantangan baru bagi manajemen Barcelona. Ada beberapa dampak yang bisa terjadi:
- Kesulitan Mendaftarkan Pemain Baru
Tanpa pengurangan gaji pemain, Blaugrana bisa kembali terkendala saat ingin mendatangkan pemain anyar di bursa transfer. - Potensi Konflik Internal
Jika ada pemain yang menolak sementara pemain lain bersedia, kondisi ruang ganti bisa terbelah. - Tekanan Finansial Jangka Panjang
Dengan kontrak De Jong yang masih panjang, beban gaji tinggi akan terus menghantui klub dalam beberapa musim ke depan.
Rumor Transfer Frenkie de Jong
Penolakan De Jong ini membuat rumor transfernya kembali mencuat. Sejumlah klub elite Eropa dikabarkan memantau situasinya:
- Manchester United – Klub yang sejak lama menginginkan De Jong, terutama karena hubungannya dengan Erik ten Hag.
- Chelsea – Membutuhkan gelandang kreatif untuk jangka panjang.
- Paris Saint-Germain (PSG) – Klub dengan kekuatan finansial besar yang bisa menampung De Jong jika ia benar-benar hengkang.
Meski begitu, Frenkie de Jong berulang kali menegaskan bahwa dirinya masih bahagia di Barcelona dan ingin bertahan selama mungkin.
Reaksi Publik dan Fans
Reaksi publik mengenai sikap De Jong cukup beragam. Banyak fans Barcelona mendukungnya karena mereka menilai pemain berhak mempertahankan kontraknya. Namun, ada juga yang menilai De Jong seharusnya lebih fleksibel karena klub sedang berjuang menghadapi krisis.
Media Spanyol menyoroti isu ini sebagai ujian besar bagi manajemen Joan Laporta dalam mengelola finansial dan menjaga hubungan baik dengan para pemain bintang.
Kesimpulan
Keputusan Frenkie de Jong Tolak Potong Gaji menunjukkan bagaimana rumitnya situasi finansial Barcelona saat ini. Di satu sisi, klub membutuhkan pengurangan beban gaji agar lebih sehat secara finansial, namun di sisi lain, pemain berhak mempertahankan kontrak sah yang sudah disepakati.
Dengan kontrak hingga 2026, masa depan De Jong akan terus menjadi sorotan. Apakah Barcelona bisa mempertahankannya tanpa mengorbankan stabilitas finansial? Atau justru pemain asal Belanda itu akan tergoda tawaran besar dari luar?