
Gelandang serang AC Milan, Christian Pulisic Puji Rafael Leao. Namun juga menyisipkan kritik membangun terhadap aspek konsistensi yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) sang pemain asal Portugal.
Keduanya kini menjadi kombinasi utama lini serang AC Milan di bawah pelatih baru Paulo Fonseca, dan tampil cukup solid dalam laga-laga pramusim serta awal musim Serie A 2024/25. Namun, Pulisic yang dikenal sebagai pemain profesional bermental kuat, tidak ragu menyampaikan evaluasi jujur tentang performa tandemnya tersebut.
Leão Dipuji Punya Talenta Luar Biasa
Dalam wawancara dengan Gazzetta dello Sport, Pulisic menyebut Rafael Leão sebagai salah satu pemain paling berbakat yang pernah bermain bersamanya. Ia menyoroti keunggulan Leão dalam hal kecepatan, kelincahan, dan kemampuan mengubah jalannya pertandingan secara instan.
“Rafa adalah pemain yang sangat eksplosif. Dia bisa mengubah permainan hanya dengan satu momen magis. Dia punya skill alami yang tidak bisa diajarkan,” ujar Pulisic.
“Menurut saya, dia salah satu pemain paling bertalenta yang pernah saya temui. Ketika dia dalam kondisi terbaik, tidak banyak bek di dunia yang bisa menghentikannya,” tambah pemain asal Amerika Serikat itu.
Tapi Leão Masih Belum Maksimal
Meski mengagumi kualitas Leão, Pulisic juga menegaskan bahwa pemain berusia 25 tahun tersebut belum menunjukkan kemampuan terbaiknya secara konsisten.
“Kalau ingin menjadi top di level dunia seperti Vinícius Júnior atau Mbappé, kamu tidak bisa hanya bagus dalam 3–4 pertandingan per musim. Kamu harus melakukannya setiap pekan, bahkan dalam laga-laga sulit,” jelas Pulisic.
Menurut Pulisic, Leão kadang terlihat kehilangan fokus atau terlalu pasif dalam pertandingan yang tidak berjalan sesuai skenario ideal.
Hal ini juga pernah menjadi sorotan media dan pengamat Serie A. Menilai bahwa meski Leão memiliki potensi besar, ia belum sepenuhnya mampu memikul tanggung jawab sebagai pemain utama Milan di laga-laga krusial.
Statistik Leão: Hebat Tapi Masih Bisa Lebih
Rafael Leão telah mencetak lebih dari 45 gol dan 35 assist sejak bergabung dengan Milan dari Lille pada 2019. Ia merupakan pilar dalam keberhasilan Milan meraih Scudetto 2021/22, dan dinobatkan sebagai Serie A Player of the Season tahun itu.
Namun, dalam dua musim terakhir, grafik performanya sedikit menurun. Musim lalu, Leão hanya mencetak 12 gol dan 7 assist di Serie A, dan beberapa penampilan penting — terutama di Liga Champions dan derby melawan Inter — menuai kritik karena minim kontribusi.
Fonseca Juga Soroti Disiplin Taktis Leão
Pelatih anyar AC Milan, Paulo Fonseca, juga dikabarkan telah memberikan evaluasi serupa. Dalam beberapa sesi latihan dan laga uji coba, ia meminta Leão untuk lebih aktif saat kehilangan bola dan berkontribusi dalam fase bertahan.
Menurut laporan dari media Italia, Fonseca ingin membentuk Milan yang lebih seimbang, dengan semua pemain memiliki peran taktis — termasuk pemain sayap seperti Leão.
Relasi Pulisic dan Leão di Lini Depan Milan
Meski memberikan kritik, Pulisic tetap menyatakan bahwa ia menikmati bermain bersama Leão. Kombinasi keduanya di sisi kanan dan kiri lapangan kerap merepotkan lini belakang lawan dan menawarkan fleksibilitas bagi Milan.
“Kami punya peran berbeda tapi saling mendukung. Saya lebih banyak menghubungkan lini tengah ke depan, sedangkan dia lebih sering melakukan penetrasi langsung. Kami saling mengerti dan itu penting,” kata Pulisic.
Keduanya juga dikenal dekat di luar lapangan dan sering terlihat saling memberi dukungan di media sosial.
Leão Menyadari Kritik dan Siap Bekerja Lebih Keras
Leão, dalam beberapa wawancara sebelumnya, mengakui bahwa ia belum sempurna dan masih ingin berkembang. Ia menyebut bahwa target pribadinya adalah menjadi pemain yang lebih komplit dan menjadi pemimpin bagi tim.
“Saya tahu orang-orang menuntut saya untuk lebih konsisten. Itu normal, karena saya ingin jadi pemain top. Saya mendengar semua kritik dan akan terus bekerja,” ujar Leão kepada Sky Italia.
Christian Pulisic Puji Rafael Leao: seorang pemain dengan bakat luar biasa, tetapi masih dalam proses menjadi pemain yang bisa diandalkan setiap pekan. Kritik yang disampaikan Pulisic bukan bentuk sindiran, melainkan dorongan dari rekan yang ingin melihat Leão mencapai puncak potensinya.
Bagi Milan, perjalanan Leão untuk menjadi pemain kelas dunia akan sangat penting bagi ambisi klub menjuarai Serie A dan bersaing di Eropa. Jika pemain Portugal itu bisa menjawab tantangan ini dengan kerja keras dan konsistensi, bukan tidak mungkin ia akan menjadi ikon baru San Siro dalam beberapa tahun ke depan.