
Igor Tudor resmi diumumkan sebagai pelatih baru Juventus untuk musim 2025/2026. Keputusan manajemen Juventus ini cukup mengejutkan publik sepak bola Italia, mengingat Tudor belum pernah menangani klub dengan tekanan sebesar Bianconeri. Namun, di balik statusnya sebagai “pelatih underdog”, Tudor membawa semangat Misi Pembuktian Pelatih yang besar dan koneksi historis dengan klub yang membesarkan namanya sebagai pemain.
Namun kali ini, kehadirannya membawa dimensi berbeda. Bukan sebagai pemain, melainkan sebagai pelatih kepala yang diberi tanggung jawab besar: mengembalikan Juventus ke puncak kejayaan setelah beberapa musim inkonsistensi dan transisi kepelatihan. Ini saat nya Misi Pembuktian Pelatih Igor Tudor.
Profil Igor Tudor: Dari Bek Keras Menjadi Pelatih Modern
Tudor mengawali karier kepelatihan pada 2013 bersama Hajduk Split, klub kampung halamannya di Kroasia. Ia kemudian menjalani petualangan yang beragam:
- Mencoba peruntungan di Yunani bersama PAOK.
- Menangani Galatasaray (asisten).
- Melatih tim-tim Italia seperti Udinese dan Hellas Verona.
- Membawa Marseille bersaing ketat di Ligue 1 musim 2022/2023.
Meski belum memiliki trofi besar, Tudor dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan taktik fleksibel, suka bermain menyerang, dan menekankan intensitas permainan. Dalam formasi favoritnya, 3-4-2-1 atau 3-4-1-2, ia mampu memaksimalkan peran sayap dan gelandang serang untuk menekan lawan sejak awal.
Tantangan Berat Bersama Juventus
Penunjukan Tudor bukan tanpa risiko. Juventus sedang dalam masa peralihan setelah beberapa musim kurang memuaskan di bawah Andrea Pirlo, kemudian Massimiliano Allegri yang kembali tanpa membawa banyak perubahan signifikan. Musim lalu, Juventus finis di posisi yang jauh dari harapan, tanpa trofi, dan kembali absen di Liga Champions.
Kini, beban besar ada di pundak Tudor. Tantangan utamanya mencakup:
- Membangun identitas permainan: Juventus kehilangan jati diri di atas lapangan. Tudor dituntut menghidupkan kembali gaya bermain atraktif dan efisien.
- Meningkatkan performa pemain muda: Bianconeri memiliki banyak talenta muda seperti Kenan Yıldız, Fabio Miretti, hingga Matías Soulé yang butuh polesan tepat.
- Mengelola tekanan internal: Juventus adalah klub besar dengan tekanan tinggi dari manajemen, fans, dan media.
- Menyeimbangkan transisi: Banyak pemain senior seperti Danilo atau Rabiot yang memasuki fase akhir karier, sementara regenerasi harus segera dilakukan.
Dukungan dari Para Legenda dan Fans
Beberapa mantan rekan setim Tudor seperti Alessandro Del Piero dan Gianluca Zambrotta secara terbuka memberikan dukungan moral. Mereka percaya bahwa meskipun Tudor belum memiliki gelar bergengsi, ia memiliki potensi besar dan pemahaman mendalam tentang kultur klub.
Di sisi lain, sebagian fans masih skeptis. Mereka meragukan pengalaman Tudor dalam menangani klub sekelas Juventus. Namun, banyak pula yang menilai ini sebagai langkah berani dan tepat di era sepak bola modern yang tidak melulu bergantung pada nama besar.
Strategi Awal: Revisi Skuad dan Pencarian Pemain Kunci
Menurut laporan media Italia, Tudor telah meminta manajemen mendatangkan beberapa pemain sesuai kebutuhannya. Ia ingin membentuk lini pertahanan tangguh dengan bek-bek cepat, gelandang box-to-box, serta sayap dinamis. Beberapa nama yang dikaitkan dengan Juventus antara lain:
- Michele Di Gregorio (kiper dari Monza)
- Teun Koopmeiners (gelandang Atalanta)
- Andrea Cambiaso (dipertahankan, akan jadi kunci)
- Joshua Zirkzee (untuk memperkuat lini serang)
Selain itu, pemain-pemain muda seperti Nicolò Fagioli dan Samuel Iling-Junior akan diberi peran lebih besar.
Lebih dari Nostalgia: Ini Adalah Misi Pembuktian
Tudor tahu bahwa sekadar menjadi “mantan pemain Juventus” tak cukup untuk memuaskan ekspektasi fans dan manajemen. Ia harus segera menunjukkan kemampuannya di lapangan. Dalam beberapa sesi wawancara, ia menegaskan:
“Saya datang bukan karena masa lalu saya di sini, tapi karena saya percaya bisa membantu Juventus kembali ke tempat seharusnya.”
Pernyataan ini menunjukkan tekad Tudor untuk menjadikan perannya bukan sekadar simbolis, tapi substansial dalam membentuk era baru Juventus.
Harapan Baru dari Sosok yang Tak Diunggulkan
Igor Tudor hadir sebagai simbol revolusi diam-diam di Juventus. Ia bukan pelatih dengan CV mentereng, tetapi justru di sanalah letak daya tariknya. Juventus butuh darah baru, cara berpikir baru, dan keberanian mengambil risiko.
Jika Tudor berhasil, ini akan jadi kisah epik: seorang eks pemain kembali sebagai pelatih dan membawa kejayaan baru. Namun jika gagal, ini bisa menjadi bukti bahwa mengandalkan “nama lama” belum tentu jadi solusi.
Untuk saat ini, semua pihak berharap: Tudor bisa menjadi fondasi kokoh Juventus baru — yang lebih modern, dinamis, dan kompetitif di Italia maupun Eropa.