
Perbandingan Yamal Dan Messi saat ini disebut-sebut sebagai bintang masa depan Barcelona dan Timnas Spanyol. Winger lincah ini mencuri perhatian publik dunia usai tampil gemilang di Euro 2024 dan terus menjadi andalan Blaugrana di usia yang bahkan belum genap 18 tahun.
Dengan kemunculannya yang spektakuler, Yamal kerap dibandingkan dengan legenda terbesar dalam sejarah klub: Perbandingan Yamal Dan Messi. Tapi bagaimana sebenarnya performa mereka jika dibandingkan secara adil saat sama-sama berusia 18 tahun?
Mari kita lihat dari berbagai aspek—mulai dari statistik gol dan assist, peran di tim, gaya bermain, hingga tekanan dan ekspektasi publik.
1. Statistik Gol dan Assist: Messi Unggul Jelas
Pada usia 18 tahun (musim 2005/06), Lionel Messi sudah tampil bersama tim utama Barcelona di bawah asuhan Frank Rijkaard. Meskipun kerap cedera, Messi tetap mampu mencatatkan:
- 25 penampilan (semua kompetisi)
- 8 gol
- 3 assist
Sebagian besar gol tersebut dicetak di La Liga dan Liga Champions. Messi sudah menunjukkan ketajamannya dan kemampuan individu luar biasa, termasuk saat membobol gawang Chelsea dan Real Betis.
Sementara itu, Lamine Yamal sepanjang musim 2023/24 hingga pertengahan 2025 sudah mengemas:
- 50+ penampilan di semua kompetisi (Barcelona & Timnas)
- 5–6 gol (level klub)
- 10+ assist (klub + negara)
Dari sisi kontribusi assist, Yamal jauh lebih unggul dibanding Messi muda. Ia lebih sering menjadi kreator serangan ketimbang penyelesai akhir. Namun, dalam urusan mencetak gol, Messi jelas lebih efisien dan tajam di depan gawang.
2. Gaya Bermain: Kreator vs Finisher
Secara posisi, keduanya sama-sama bermain di sektor sayap kanan, tetapi perannya berbeda:
- Messi 18 tahun: Lebih sering melakukan cut inside ke tengah, mengandalkan kecepatan dan dribel untuk menembus pertahanan, serta punya naluri gol tinggi.
- Yamal 17 tahun: Lebih sering memberikan umpan silang, memainkan kombinasi satu-dua, dan menjadi pembuka ruang bagi striker tengah seperti Lewandowski atau Ferran Torres.
Yamal memiliki kemampuan passing yang matang dan ketenangan luar biasa untuk usianya. Sedangkan Messi muda adalah dribbler eksplosif yang bisa mengacak-acak pertahanan lawan sendirian.
3. Konteks Tim: Messi Masih “Anak Magang”, Yamal Jadi Tumpuan

Satu hal yang sangat membedakan adalah konteks tim:
- Lionel Messi masuk ke tim yang sudah dihuni bintang kelas dunia seperti Ronaldinho, Deco, dan Eto’o. Beban di pundaknya belum sebesar saat ia menjadi kapten.
- Lamine Yamal justru datang ke Barcelona saat tim sedang membangun ulang pasca kepergian Messi, Busquets, dan Jordi Alba. Ia menjadi starter reguler di bawah pelatih Xavi, bahkan kini menjadi salah satu pilar utama proyek masa depan Barcelona bersama Gavi dan Pedri.
Beban yang dipikul Yamal secara mental bisa dibilang lebih berat. Ia bukan hanya pemain muda yang disiapkan untuk masa depan, tapi juga sudah menjadi andalan tim utama saat ini.
4. Performa di Timnas: Yamal Lebih Cepat Bersinar
Lionel Messi saat berusia 18 tahun baru mencicipi debut di Timnas Argentina dan ikut Piala Dunia 2006. Ia mencetak 1 gol dari 3 penampilan di turnamen tersebut.
Sementara Yamal tampil luar biasa di Euro 2024, mencetak 1 gol penting dan 3 assist, termasuk momen bersejarah saat menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah Piala Eropa (16 tahun, 362 hari). Ia juga mencatat kontribusi besar dalam membawa Spanyol menjadi juara Euro 2024, sebuah pencapaian yang belum diraih Messi saat seusia itu.
5. Tekanan dan Media Sosial: Era Berbeda, Beban Berbeda
Era Lionel Messi muda belum dipenuhi tekanan media sosial. Ia berkembang dengan cukup “tenang” di balik gemerlapnya Camp Nou dan sorotan media konvensional.
Sebaliknya, Lamine Yamal hidup di era digital, di mana satu kesalahan di lapangan bisa viral dan berujung pada tekanan luar biasa. Namun sejauh ini, ia terlihat sangat dewasa dan fokus dalam menghadapi popularitas dan ekspektasi publik.
Dua Jalan Hebat yang Berbeda
Jika dilihat dari statistik murni, Lionel Messi lebih unggul dalam hal gol, sedangkan Lamine Yamal lebih impresif dalam menciptakan peluang dan kontribusi tim secara keseluruhan. Keduanya berkembang dalam konteks dan peran yang berbeda, sehingga perbandingan langsung memang agak sulit.
Namun satu hal yang pasti—baik Messi maupun Yamal menunjukkan bahwa bakat luar biasa bisa muncul sejak usia muda, dan Barcelona tetap menjadi “rumah” bagi pemain-pemain ajaib dari generasi ke generasi.