
Drama Kiper Barcelona musim panas 2025 langkah tegas di sektor penjaga gawang. Klub yang kini ditangani Hansi Flick tersebut memutuskan untuk membawa kiper baru Wojciech Szczesny dari Juventus dan juga merekrut kiper muda berbakat Joan Garcia dari Espanyol. Keputusan ini memicu spekulasi besar soal masa depan kiper veteran Marc-André ter Stegen yang selama ini menjadi pilar utama di bawah mistar Camp Nou.
Langkah ini tidak hanya mengundang perhatian fans, tetapi juga membuka babak baru dalam dinamika persaingan internal skuad Blaugrana.
Szczesny, Pilihan Utama Hansi Flick
Wojciech Szczesny (35 tahun) didatangkan dari Juventus dengan nilai transfer yang cukup terjangkau, mengingat sisa kontraknya yang tinggal satu musim. Kiper timnas Polandia itu membawa segudang pengalaman dari Serie A dan Premier League, serta telah menunjukkan konsistensi tinggi di level Eropa.
Hansi Flick dilaporkan menginginkan sosok yang lebih tenang, lugas, dan kuat dalam koordinasi pertahanan. Szczesny dianggap cocok dengan filosofi Flick yang mengedepankan struktur defensif dan distribusi yang aman. Selain itu, mantan pelatih Bayern tersebut mengenal karakter Szczesny sejak sang kiper bermain di Bundesliga bersama AS Roma dan Arsenal di masa awal kariernya.
Tak heran jika Szczesny dikabarkan langsung diplot sebagai kiper nomor satu, bahkan sebelum sesi pramusim resmi dimulai.
Joan Garcia, Masa Depan Gawang Catalunya
Sementara itu, kedatangan Joan Garcia (23 tahun) menunjukkan bahwa Barcelona juga tak melupakan investasi jangka panjang. Kiper muda jebolan akademi Espanyol itu tampil luar biasa musim lalu dengan mencatat 14 clean sheet dan membawa Espanyol kembali ke La Liga.
Drama Kiper Barcelona mengamankan jasanya dengan biaya sekitar €10 juta, dan memberinya kontrak jangka panjang. Joan Garcia akan menjadi pelapis Szczesny di musim 2025/2026, namun juga diproyeksikan sebagai penjaga gawang utama masa depan, mengingat usianya yang masih sangat muda.
Banyak yang melihat Joan Garcia sebagai “Vicente Guaita baru” dengan gaya refleks cepat dan distribusi bola yang terus berkembang. Dalam skema Flick, ia akan diberi kesempatan tampil di Copa del Rey atau laga penyisihan grup Liga Champions.

Ter Stegen, Tersingkir Diam-diam?
Drama yang sebenarnya terjadi pada sosok Marc-André ter Stegen. Kiper asal Jerman itu telah menjadi bagian integral Barcelona sejak 2014 dan menjadi simbol kesetiaan dan kualitas. Namun, musim lalu ia diganggu oleh cedera punggung yang kambuhan dan performanya mulai dianggap menurun dalam laga-laga besar.
Kehadiran dua kiper baru ini secara tak langsung menandai bahwa era Ter Stegen mungkin akan berakhir. Meskipun masih terikat kontrak hingga 2028 dan digaji tinggi (sekitar €15 juta per musim), Ter Stegen kini menghadapi kenyataan pahit sebagai opsi ketiga.
Beberapa klub dikabarkan berminat, seperti Bayern Munich yang mencari pelapis jangka panjang untuk Neuer, serta Inter Milan yang ingin mencari pengganti Sommer. Namun tingginya gaji Ter Stegen menjadi hambatan utama dalam negosiasi.
Di sisi lain, Hansi Flick masih membuka ruang diskusi. Jika Ter Stegen bersedia bertahan dan menerima peran sebagai rotasi, ia bisa tetap menjadi bagian penting skuad. Tapi untuk pemain sekelas dirinya, itu bisa jadi pukulan psikologis besar.
Situasi Taktis: Kiper Agresif vs Konservatif
Jika ditilik dari segi gaya bermain, perubahan ini mencerminkan perubahan filosofi tim:
- Szczesny: Kiper tradisional-modern, kuat dalam positioning, lebih memilih safety pass.
- Joan Garcia: Kiper muda dinamis, punya potensi jadi sweeper-keeper dalam beberapa tahun ke depan.
- Ter Stegen: Sweeper-keeper sejati, tapi mulai kehilangan tajinya karena cedera dan tekanan.
Dalam sistem Flick yang pragmatis dan terstruktur, preferensi pada kiper dengan pendekatan defensif konservatif tampaknya lebih dominan.
Babak Baru di Bawah Mistar Camp Nou
Drama di bawah mistar Barcelona menjadi salah satu cerita paling menarik musim ini. Dengan Szczesny sebagai starter, Joan Garcia sebagai pelapis, dan nasib Ter Stegen yang menggantung, persaingan antar penjaga gawang akan menjadi salah satu titik kritis keberhasilan Barcelona musim depan.
Apakah ini awal dari revolusi total? Ataukah sekadar rotasi taktis jangka pendek? Semua akan tergantung pada keputusan akhir Hansi Flick dan dinamika sepanjang musim 2025/2026 berjalan.