
Nasib Victor Vazquez setelah dijuluki lebih hebat dari Messi menjadi kisah pilu yang mengingatkan tentang talenta muda La Masia yang terancam redup. Dulu, banyak yang yakin namanya akan melampaui Lionel Messi. Kini, kariernya telah berkelana luas, melintasi benua tanpa pernah menemukan kembali puncak harapan itu.
Awal Gemilang di La Masia: “Mereka Bicara Lebih Banyak tentang Aku daripada Messi”
Victor Vazquez bergabung dengan akademi Barcelona sejak usia 11 tahun. Ia menjadi bagian dari generasi 1987, yang juga melahirkan Cesc Fàbregas, Gerard Piqué, dan Messi.
Fàbregas mengenang, “Messi dan Victor adalah dua pemain terbaik di tim kami. Jika satu mencetak empat gol, yang lain bisa mencetak lima”. Vazquez sendiri pernah berkata: “Mereka berbicara tentang saya lebih banyak daripada Messi”.
Cedera Berat Ikut Membentuk Nasibnya
Sayangnya, kariernya sempat terganggu oleh cedera lutut berat pada 2009. Kondisi ini membuatnya kehilangan mobilitas dan kepercayaan diri untuk menerobos skuad utama.
Hasilnya, hanya tiga penampilan senior—termasuk satu gol di Liga Champions melawan Rubin Kazan pada 2010—yang menjadi bukti debutnya meski singkat di Barcelona senior.
Kejayaan Kedua di Club Brugge: Trofi dan Gelar Pemain Terbaik
Setelah meninggalkan Barcelona tahun 2011, Vazquez bergabung dengan Club Brugge dan menemukan performa terbaiknya. Selama empat musim, ia mencatat 173 laga, 25 gol, 50 assist, serta menyabet dua trofi domestik dan gelar Pemain Terbaik Belgia 2014/15.
Karier Lintas Benua: Kanada, Meksiko, MLS, Qatar, dan Kembali ke MLS
Karier Vazquez lalu seperti pengelana—pindah ke Cruz Azul (Meksiko) tanpa impresi besar, sempat bangkit di Toronto FC dengan membawa gelar MLS Cup dan masuk MLS Best XI tahun 2017.
Kariernya terus berlanjut ke Qatar, kembali sempat di Belgia, dan kini bermain di LA Galaxy, tetap menunjukkan permainan tegas walau tidak lagi mencuri perhatian media .
Pelajaran dari Victor Vazquez: Antara Potensi, Cedera, dan Tekana
Kisah Vazquez adalah ilustrasi bagaimana talenta besar bisa terhambat oleh struktur alami dunia olahraga. Cedera merampas performanya, sedangkan ekspektasi tinggi dari label “lebih hebat dari Messi” menjadi beban mental yang bisa mengekang perkembangan.
Kini di usia atas 30-an, Vazquez bukan lagi sensasi Messi-like. Namun ia tetap dikenang sebagai talenta berkelas La Masia, yang kemudian membuktikan diri lewat performa stabil di level profesional. Ia kini dianggap sebagai legenda lokal, bukan superstar global.
Antara Harapan Tinggi dan Realita Dunia Sepak Bola
- Nasib Victor Vazquez setelah dijuluki lebih hebat dari Messi menggambarkan betapa rapuhnya potensi bila dipadukan dengan cedera dan tekanan psikologis.
- Kariernya menanjak pasca-Barcelona, namun tidak setara dengan janji awal.
- Kini ia menjadi sosok inspiratif bagi banyak pemain muda—bahwa bukan semua talenta berakhir megah, tapi perjalanan tetap layak dihargai.
Victor Vazquez membuktikan, di balik label “masa depan gemilang”, realita bisa jauh berbeda—namun bukan berarti kehilangan makna.