Di momen krusial usai kalah di Piala Dunia Antarklub, Marotta tenangkan badai inter, menyoroti ledakan emosi Lautaro Martinez yang menyasar Calhanoglu. Konflik ini memicu spekulasi soal masa depan gelandang Turki tersebut.
Latar Belakang Badai Inter: Lautaro Semprot Rekan
Setelah kekalahan 0-2 dari Fluminense, Lautaro semprot Calhanoglu dengan tegas, “Siapa pun yang tak mau bertahan, silakan pergi.” Pernyataan ini muncul di wawancara DAZN, mencerminkan kekecewaan besar atas performa tim musim ini.
Marotta Tenangkan Badai Usai Konfrontasi: Klarifikasi Presiden Inter
Presiden Inter, Marotta tenangkan badai dengan menyatakan bahwa pesan Lautaro memang ditujukan ke Calhanoglu, namun belum ada keputusan final terkait transfer. Ia menegaskan bahwa tidak ada pemain yang secara resmi meminta hengkang, meski pintu tetap terbuka jika muncul pernyataan tegas.
Tekanan publik dan kritik oleh kapten bisa memengaruhi nilai pasar. Jika Calhanoglu menyatakan ingin pergi dan ada kesepakatan, Inter tidak segan melepas – namun masih terbuka kemungkinan bertahan.
Calhanoglu Balas dan Tegaskan Loyalitasnya
Calhanoglu langsung angkat bicara memastikan dirinya profesional dan loyal. Ia menjelaskan masalah absennya di laga tersebut karena cedera, bukan karena ingin pergi . “Riwayat saya berbicara sendiri,” tegasnya.
Marotta juga menegaskan bahwa sejak rumor Galatasaray, Marotta tenangkan badai dengan menolak adanya tawaran resmi dan menekankan hubungan baik dengan Calhanoglu.
Situasi Klub: Dampak Kekalahan dan Strategi Musim Depan
- Inter menghadapi musim berat tanpa gelar dan bocor dari tiga kompetisi.
- Inzaghi hengkang, digantikan Cristian Chivu, memerlukan stabilisasi skuad.
- Marotta mencatat, tim telah memainkan 63 laga, dan pemulihan fisik jadi prioritas sebelum musim baru.
Marotta Tenangkan Badai dan Jaga Komposisi Tim
Marotta berhasil mengamankan situasi setelah gesekan publik sempat mencuat. Dengan komunikasi terbuka, ia menjaga agar konflik internal tak berujung pada keretakan skuad. Keputusan soal Calhanoglu tetap tergantung pada dialog selanjutnya, bukan desakan media.
Presiden Marotta menunjukkan kepemimpinan matang dengan membuka dialog sebelum memutuskan. Konflik internal seperti ini memang tidak ideal, tapi juga bagian dari dinamika klub besar. Yang terpenting: transfer atau tetap, keputusan akan didasari transparansi dan profesionalisme demi kebaikan Inter.