
Valencia CF adalah klub besar di La Liga yang kini tengah tertidur. Dalam dua dekade terakhir, Valencia CF dikenal sebagai raksasa Spanyol yang mampu menantang dominasi Real Madrid dan Barcelona. Namun, krisis manajemen dan finansial membuat klub ini terpuruk.
Masa Kejayaan Valencia: Dominasi di Awal 2000-an
Pada awal 2000-an, Valencia menjadi kekuatan besar di Eropa dan domestik.
Dilatih Rafael BenÃtez, mereka memenangkan La Liga musim 2001-02 dan 2003-04, serta Piala UEFA 2004. Klub ini juga dua kali menembus final Liga Champions (1999-2000 dan 2000-01), meski gagal menjadi juara.
Era ini menyaksikan kehebatan pemain seperti Gaizka Mendieta, Pablo Aimar, David Albelda, hingga Santiago Cañizares, yang menjadikan Valencia klub berkelas dunia.
Valencia CF dalam Bayang-Bayang Krisis Finansial
Setelah era emas, krisis finansial mengguncang Valencia.
Konstruksi stadion baru “Nou Mestalla” mangkrak akibat utang besar. Klub terpaksa menjual pemain bintang seperti David Villa, David Silva, dan Juan Mata demi menutup kerugian.
Masuknya Peter Lim sebagai pemilik klub pada 2014 memberi harapan baru. Namun, kebijakan kontroversial seperti menjual pemain kunci dan memecat pelatih sukses justru memperburuk keadaan.
Permasalahan Manajemen Membuat Valencia Terpuruk
Valencia tidak hanya menghadapi masalah keuangan, tapi juga kekacauan manajemen.
Pecat-memecat pelatih menjadi rutinitas. Marcelino GarcÃa Toral, pelatih yang sukses membawa Copa del Rey 2019, diberhentikan secara tiba-tiba karena konflik internal.
Peter Lim lebih sering menggunakan agen Jorge Mendes untuk urusan transfer pemain. Hal ini memunculkan tuduhan bahwa klub dikelola untuk kepentingan pribadi, bukan demi prestasi.
Akademi Muda Valencia Raksasa Spanyol: Harapan di Tengah Keterpurukan
Meski tertidur, Valencia punya akademi yang luar biasa.
Nama-nama seperti Ferran Torres, Carlos Soler, hingga Javi Guerra muncul dari akademi klub.
Los Che berharap pada para pemain muda ini untuk membangkitkan kembali kejayaan mereka.
Pelatih Rubén Baraja, legenda klub, saat ini menjadi tumpuan. Ia berusaha membangun kembali tim dengan kekuatan pemain muda dan kedisiplinan taktik.
Fanatisme Pendukung: Mestalla Tetap Bergelora
Mestalla tetap hidup meski klubnya tertidur.
Para pendukung fanatik, yang dikenal sebagai “Valencianistas”, tetap memenuhi stadion dalam suka dan duka. Mereka menjadi kekuatan utama dalam menjaga eksistensi klub.
Bahkan di tengah kemerosotan, suara dukungan dan tekanan terhadap pemilik terus terdengar. Banyak yang menuntut Peter Lim mundur dan menyerahkan klub pada tangan yang lebih bertanggung jawab.
Mampukah Valencia Raksasa Spanyol Bangkit dari Tidurnya?
Valencia kini berada di fase transisi. Tanpa dana besar dan kestabilan manajemen, hanya kerja keras dan regenerasi yang bisa menyelamatkan mereka.
Raksasa Spanyol ini mungkin tertidur, tapi belum sepenuhnya padam.
Langkah kecil seperti promosi akademi dan menjaga konsistensi pelatih bisa menjadi kunci kebangkitan.
Namun, tanpa restrukturisasi kepemilikan dan visi jangka panjang, Los Che berisiko terus terjerumus.
Valencia Raksasa Spanyol yang Menanti Terbangun
Valencia adalah contoh nyata bahwa kejayaan tak selamanya abadi.
Klub ini dulunya penguasa Spanyol dan Eropa, kini terjebak dalam tidur panjang akibat krisis.
Namun, dengan kekuatan fanatik pendukung, akademi berkualitas, dan pelatih yang cinta klub, Valencia masih bisa bangkit.
Raksasa ini hanya butuh waktu dan arah yang tepat untuk kembali menantang dominasi La Liga.