
Presiden La Liga
Presiden La Liga Javier Tebas, kembali menjadi sorotan setelah melontarkan kritik tajam terhadap Real Madrid. Dalam sebuah wawancara dengan media Spanyol, Tebas menuding klub yang dipimpin oleh Florentino Pérez itu terlalu sering menentang kebijakan liga dan tidak menunjukkan sikap kooperatif terhadap peraturan finansial dan manajemen kompetisi.
Awal Mula Kritik Javier Tebas
Konflik antara La Liga dan Real Madrid bukan hal baru. Hubungan keduanya memanas sejak klub ibu kota Spanyol itu menolak beberapa keputusan liga, seperti pembatasan gaji pemain dan proyek investasi bersama CVC Capital Partners yang diusung oleh Javier Tebas pada 2021.
Dalam pernyataannya terbaru, Tebas menyebut bahwa Real Madrid kerap bertindak seolah berada di atas regulasi liga.
“Real Madrid ingin mengatur segalanya sesuai kehendaknya sendiri. Kami memiliki aturan yang sama untuk semua klub, dan tidak ada yang boleh diistimewakan,” ujar Tebas dikutip dari Marca.
Kritik Terkait Kebijakan Finansial
Javier Tebas juga menyoroti sikap Real Madrid yang sering mengkritik kebijakan Financial Fair Play (FFP) versi La Liga. Klub tersebut disebut kerap menolak pembatasan pengeluaran gaji dan transfer yang diterapkan liga, meski kebijakan itu dibuat untuk menjaga stabilitas keuangan semua peserta kompetisi.
Menurut Tebas, Real Madrid justru memiliki keuntungan finansial besar dibanding klub lain, sehingga seharusnya mendukung aturan yang menjaga keseimbangan kompetisi.
“Kami tidak bisa membiarkan kompetisi ini hanya dikuasai oleh satu atau dua tim kaya. Semua klub harus tunduk pada aturan yang sama,” tegasnya.
Respons Real Madrid
Pihak Real Madrid melalui pernyataan resmi di situs klub menanggapi kritik tersebut dengan nada menyejukkan namun tegas.
“Kami selalu mematuhi peraturan liga dan menjalankan kebijakan keuangan secara bertanggung jawab. Real Madrid berkomitmen untuk menjaga integritas sepak bola Spanyol,” tulis pernyataan klub.
Namun, Real Madrid juga menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk menyuarakan pendapat jika kebijakan La Liga dinilai merugikan klub secara struktural atau finansial.
Latar Belakang Perseteruan Lama
Ketegangan antara Javier Tebas dan Florentino Pérez telah berlangsung lama. Salah satu titik panas terjadi saat Real Madrid bersama Barcelona dan Juventus mendukung proyek European Super League (ESL) yang dianggap mengancam eksistensi La Liga.
Tebas menilai langkah itu sebagai bentuk “pengkhianatan” terhadap sepak bola domestik Spanyol.
Meski proyek ESL gagal, ketegangan antara kedua belah pihak tidak benar-benar reda. Tebas bahkan beberapa kali menyebut Real Madrid sebagai “klub yang sulit diajak bekerja sama” dalam pengembangan liga.
Dampak terhadap La Liga dan Klub Lain
Kritik terbuka antara Bos La Liga dan Real Madrid ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan penggemar dan pemilik klub lain. Beberapa pihak menilai perseteruan ini dapat menciptakan citra negatif bagi kompetisi Spanyol di mata dunia.
Analis sepak bola Eropa, Guillem Balague, mengatakan bahwa La Liga dan Real Madrid seharusnya bekerja sama, bukan saling menyerang.
“Real Madrid adalah simbol utama La Liga. Perselisihan terbuka seperti ini hanya akan merugikan reputasi liga itu sendiri,” ujarnya.
Kesimpulan
Presiden La Liga Javier Tebas yang mengkritik Real Madrid kembali memperlihatkan ketegangan antara klub terbesar Spanyol dan pengelola kompetisi. Di satu sisi, Tebas berupaya menegakkan aturan keuangan yang ketat untuk menjaga stabilitas liga. Namun di sisi lain, Real Madrid merasa berhak menyuarakan pendapat sebagai klub dengan kontribusi ekonomi terbesar di La Liga.