
3 Masalah Harus Dibenahi
Nama Xabi Alonso semakin kuat disebut-sebut sebagai calon pelatih Real Madrid berikutnya. Kesuksesannya bersama Bayer Leverkusen, di mana ia membawa klub itu menjuarai Bundesliga untuk pertama kalinya dalam sejarah, membuat Alonso dianggap sebagai salah satu pelatih muda terbaik di dunia saat ini. 3 Masalah Harus Dibenahi Xabi Alonso Di Madrid.
Namun, Real Madrid bukan klub biasa. Tekanan tinggi, ekspektasi besar, dan kultur kemenangan yang melekat selama puluhan tahun akan menjadi tantangan tersendiri bagi Alonso. Jika benar-benar mengambil alih dari Carlo Ancelotti, ia harus siap menghadapi tiga masalah besar yang sudah lama membayangi Los Blancos.
1. Regenerasi Skuad yang Belum Sempurna
Meski Real Madrid dikenal sebagai klub yang selalu mempersiapkan masa depan, regenerasi skuad mereka belum sepenuhnya tuntas. Saat ini, tim masih bergantung pada pemain senior seperti Luka Modrić, Toni Kroos, dan Dani Carvajal.
Kehadiran pemain muda seperti Jude Bellingham, Eduardo Camavinga, Aurélien Tchouaméni, dan Arda Güler memang memberi harapan, tetapi keseimbangan antara pengalaman dan energi muda belum benar-benar stabil.
Jika Xabi Alonso datang, ia harus mampu:
- Mengatur peran pemain senior agar tetap relevan tanpa menghambat regenerasi.
- Memberi ruang lebih banyak bagi pemain muda untuk berkembang di laga-laga besar.
- Menerapkan filosofi permainan yang cocok untuk generasi baru Madrid.
“Xabi memiliki pemahaman mendalam tentang Real Madrid. Ia tahu bagaimana membangun tim tanpa kehilangan identitas,” ujar salah satu mantan rekan setim Alonso di Bernabéu.
2. Ketergantungan pada Pemain Tertentu di Lini Serang
Real Madrid saat ini memiliki banyak talenta di lini depan, namun ketergantungan terhadap beberapa pemain masih sangat tinggi — terutama Vinícius Júnior dan Jude Bellingham.
Ketika salah satu dari keduanya absen atau dalam performa menurun, daya serang Madrid kerap kehilangan arah. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Alonso untuk menciptakan sistem permainan yang tidak bergantung pada individu tertentu.
Kemungkinan solusi yang bisa diterapkan Xabi Alonso antara lain:
- Mengembangkan Rodrygo dan Endrick sebagai opsi utama jangka panjang.
- Mengoptimalkan peran pemain tengah seperti Bellingham dalam mendukung serangan.
- Menerapkan sistem rotasi yang adil untuk menjaga kebugaran pemain.
Alonso dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan kolektif dan fleksibel, seperti yang diterapkannya di Leverkusen. Ia mampu membuat setiap pemain berperan aktif dalam fase menyerang maupun bertahan.
Filosofinya adalah: kemenangan bukan soal siapa yang mencetak gol, tapi bagaimana tim bermain sebagai satu kesatuan.
3. Menemukan Identitas Taktik Baru Real Madrid
Selama bertahun-tahun, Real Madrid dikenal sebagai tim dengan gaya bermain klasik: bertahan rapat, menyerang cepat, dan mengandalkan momen individual dari para bintang.
Namun, di era sepak bola modern yang lebih taktis, gaya tersebut mulai ketinggalan zaman.
Di sinilah peran besar Xabi Alonso dibutuhkan. Gaya bermainnya di Bayer Leverkusen dikenal modern dan efektif, menggabungkan:
- High pressing yang intens dan disiplin.
- Build-up play dari belakang dengan kontrol penuh di lini tengah.
- Rotasi posisi yang membuat lawan kesulitan membaca arah serangan.
Jika diterapkan di Real Madrid, filosofi ini bisa menghadirkan wajah baru Los Blancos: tim yang bukan hanya mengandalkan talenta individu, tapi juga sistem permainan yang solid dan adaptif.
Tantangannya tentu besar, karena Alonso harus menanamkan konsep ini kepada skuad yang terbiasa dengan pendekatan Carlo Ancelotti yang lebih konservatif dan pragmatis.
4. Mengelola Tekanan dan Ekspektasi Fans
Selain aspek teknis, masalah psikologis dan tekanan dari publik juga menjadi ujian tersendiri bagi siapa pun yang melatih Real Madrid. Fans Los Blancos menuntut kemenangan di setiap pertandingan dan tidak sabar dengan proses panjang.
Xabi Alonso memang punya keuntungan karena statusnya sebagai mantan pemain Madrid yang dicintai publik. Namun, ia tetap harus menunjukkan hasil cepat agar tidak terjebak dalam tekanan besar yang bisa menghambat kinerjanya.
Kedewasaan, ketenangan, dan pendekatan komunikatifnya selama di Leverkusen diyakini akan menjadi modal penting untuk menghadapi tantangan ini.
Harapan Besar di Bernabéu
Jika Xabi Alonso benar-benar mengambil alih kursi pelatih Real Madrid, banyak pihak percaya ia bisa membawa angin segar. Ia bukan hanya membawa filosofi permainan modern, tetapi juga semangat baru bagi generasi muda Madrid.
Dengan kombinasi taktik, karisma, dan pemahaman mendalam terhadap budaya klub, Alonso berpotensi menciptakan era baru — era Real Madrid yang muda, energik, dan cerdas secara taktik.
Namun, semua itu hanya bisa terjadi jika ia berhasil mengatasi tiga masalah besar yang kini membayangi klub: regenerasi, ketergantungan pemain, dan identitas taktik.
Kesimpulan
Xabi Alonso punya semua kualitas untuk menjadi pelatih besar, tetapi Real Madrid adalah tantangan level tertinggi.
Untuk bisa sukses di Bernabéu. 3 Masalah Harus Dibenahi Xabi Alonso Di Madrid :
- Menyelesaikan regenerasi skuad yang belum tuntas.
- Mengurangi ketergantungan pada pemain tertentu di lini depan.
- Menemukan identitas taktik baru yang sesuai dengan tuntutan era modern.
Jika tiga hal ini berhasil ditangani, Xabi Alonso bisa menjadi arsitek kebangkitan Real Madrid berikutnya — bukan hanya sebagai legenda masa lalu, tapi sebagai pelatih yang membangun masa depan klub terbesar di dunia.