Produktivitas lini depan Juventus kembali menjadi sorotan, terutama ketika membahas betapa sulitnya para striker saat ini untuk mencetak gol dalam jumlah besar. Karena itu, membahas 3 penyerang terakhir Juventus yang tembus 20 gol menjadi penting untuk memahami betapa berharganya pencapaian tersebut di tengah mandeknya produktivitas musim-musim terakhir. Juventus pernah identik dengan penyerang produktif yang mampu menjadi pembeda di pertandingan sulit. Namun dalam beberapa tahun terakhir, ketajaman itu seakan hilang.
Artikel ini mengulas tiga nama terakhir yang mampu menembus 20 gol dalam satu musim—sebuah standar yang dulu terasa wajar, tetapi kini sangat langka di Turin. Dari gaya bermain, kontribusi, hingga konteks era masing-masing, ketiganya merepresentasikan fase penting dalam perjalanan Juventus sebagai raksasa Serie A.
Baca juga: Profil Striker Muda Terbaik Serie A 2025
Era Emas Ketajaman: Mengapa Juventus Dulu Tidak Pernah Kehabisan Gol?
Sebelum membahas para penyerang yang berhasil menembus 20 gol, kita harus memahami mengapa Juventus dulu sangat subur. Pada era 2010 hingga 2020, Juventus memiliki struktur tim yang stabil, lini tengah yang kreatif, serta sistem permainan yang memaksimalkan striker. Nama-nama seperti Carlos Tevez, Cristiano Ronaldo, hingga Gonzalo Higuaín bukan hanya produktif, tetapi juga didukung sistem yang memungkinkan mereka tampil maksimal.
Namun setelah itu, komposisi pemain berubah. Para gelandang kreatif meninggalkan klub, proyek pelatih berganti-ganti, dan tentunya masalah finansial turut memengaruhi kualitas rekrutan baru. Juventus tidak lagi memiliki motor serangan yang konstan, membuat striker sulit mendapatkan suplai bola. Situasi inilah yang membuat statistik penyerang Juventus menurun drastis dalam beberapa musim terakhir.
Karenanya, pencapaian 20 gol kini terasa seperti kemewahan. Dan hanya beberapa pemain yang berhasil melakukannya dalam kurun waktu modern.
Cristiano Ronaldo – Ambisi, Dominasi, dan Ketajaman Tanpa Tanding
Cristiano Ronaldo menjadi pemain terakhir Juventus yang mampu menembus 20 gol dalam semusim, bahkan melampauinya secara konsisten. Dalam tiga musim membela Juventus (2018–2021), Ronaldo mencatatkan 21 gol pada musim pertama, 31 gol pada musim kedua, dan 29 gol pada musim ketiga. Ketajaman Ronaldo bukan hanya luar biasa, tetapi juga berada di level yang sulit diikuti oleh siapa pun.
Ronaldo membawa perubahan besar di lini depan Juventus. Dalam banyak pertandingan, ia menjadi solusi ketika tim kesulitan mencetak gol. Kemampuannya memecah kebuntuan, melakukan penyelesaian dari berbagai sudut, dan intensitas mentalnya membuat Juventus tetap kompetitif meski pada masa itu tim mulai mengalami ketidakstabilan.
Membicarakan 3 penyerang terakhir Juventus yang tembus 20 gol tidak bisa dilepaskan dari kontribusi Ronaldo. Ia menjadi simbol bahwa produktivitas tidak hanya bergantung pada sistem, tetapi juga pada karakter dan kualitas individu.
Selain kontribusinya di liga, Ronaldo juga mencatatkan performa kuat di kompetisi Eropa. Ia sering menjadi alasan Juventus mampu bertahan di Liga Champions meski tim tidak lagi segarang era sebelumnya. Meski akhirnya Juventus memilih berpisah karena situasi finansial, warisan ketajamannya masih menjadi standar yang belum bisa dicapai para striker setelahnya.
Gonzalo Higuaín – Mesin Gol yang Terlalu Cepat Dilupakan
Jika Ronaldo adalah ikon modern, maka Gonzalo Higuaín merupakan salah satu penyerang paling konsisten yang pernah dimiliki Juventus sebelum kedatangannya. Higuaín menembus 20 gol bahkan sebelum Ronaldo bergabung, tepatnya pada musim 2016–2017 ketika ia mencetak 24 gol di Serie A.
Higuaín datang dengan status salah satu pemain termahal pada masanya, tetapi ia langsung menjawab ekspektasi tersebut dengan ketajaman luar biasa. Gaya bermainnya sebagai target man modern, kemampuan positioning yang sangat baik, serta insting mencetak gol di kotak penalti membuatnya tampil produktif dalam sistem Massimiliano Allegri.
Namun, kontribusi besar Higuaín sering terlupakan karena kedatangan Ronaldo yang membuat posisinya tergusur. Ia dipinjamkan ke AC Milan dan Chelsea sebelum akhirnya dilepas secara permanen. Padahal, dari sisi stabilitas dan kontribusi langsung terhadap hasil pertandingan, Higuaín adalah salah satu striker paling efisien Juventus dalam satu dekade terakhir.
Masuknya Higuaín dalam daftar 3 penyerang terakhir Juventus yang tembus 20 gol menunjukkan betapa Juventus dahulu memiliki lini depan kelas dunia yang kini sulit ditemukan kembali.
Paulo Dybala – Kreativitas, Ketajaman, dan Masa Keemasan yang Singkat
Nama berikutnya yang menembus 20 gol adalah Paulo Dybala, yang melakukannya pada musim 2017–2018 dengan torehan 22 gol di Serie A. Dybala bukan striker murni, tetapi peran dan fleksibilitasnya sering membuatnya berada di posisi penyelesaian. Musim tersebut menjadi musim terbaiknya bersama Juventus, di mana ia tampil sebagai ujung tombak sekaligus kreator permainan.
Dybala memiliki gaya bermain yang unik: kombinasi dribel tajam, visi kreatif, serta finishing yang sangat presisi. Ia bukan hanya penyerang yang tajam, tetapi juga pemain yang mampu membuat peluang dari situasi sempit. Ketika berbicara tentang 3 penyerang terakhir Juventus yang tembus 20 gol, Dybala menjadi satu-satunya yang bukan centre-forward murni, menandakan betapa eksplosifnya performanya kala itu.
Sayangnya, konsistensi menjadi masalah Dybala. Cedera berkepanjangan, perubahan pelatih, dan sistem taktik yang berbeda-beda membuat produktivitasnya menurun. Pada akhirnya, kontraknya tidak diperpanjang dan ia pindah ke AS Roma. Meski begitu, musim 2017–2018 tetap menjadi bukti bahwa Dybala pernah menjadi salah satu pemain paling mematikan di Serie A.
Baca juga: Performa Gelandang Terbaik Juventus Musim Ini
Mengapa Setelah Tiga Nama Ini, Tidak Ada Lagi yang Menembus 20 Gol?
Sejak era Ronaldo berakhir, Juventus tidak lagi memiliki penyerang yang mampu menembus 20 gol. Penyebabnya cukup kompleks, meliputi:
Penurunan Kualitas Lini Tengah
Tanpa gelandang kreatif, striker tidak akan mendapatkan suplai bola berkualitas. Juventus kehilangan pemain seperti Miralem Pjanić, Sami Khedira, dan Blaise Matuidi yang dulu menjadi mesin distribusi bola.
Sistem Taktik Tidak Stabil
Pergantian pelatih dari Allegri ke Sarri, ke Pirlo, kembali ke Allegri, lalu kini era baru, membuat gaya bermain berubah-ubah. Striker membutuhkan kontinuitas untuk berkembang.
Pemain Muda Butuh Waktu
Dušan Vlahović datang sebagai harapan baru, tetapi ia masih harus berkembang dalam sistem Juventus yang belum stabil. Chiesa bukan penyerang tengah. Milik dan Kean tidak konsisten.
Krisis Kepercayaan Diri Kolektif
Tim yang tidak mencetak gol dalam beberapa laga beruntun akan mengalami tekanan besar, dan ini memengaruhi kemampuan penyelesaian.
Dalam konteks tersebut, pencapaian 3 penyerang terakhir Juventus yang tembus 20 gol terasa semakin berharga.
Akankah Ada Penyerang Juventus yang Bisa Menembus 20 Gol Lagi?
Pertanyaan besar yang kini menggantung adalah: siapa striker Juventus berikutnya yang mampu menembus 20 gol?
Kandidat paling jelas tentu saja Dušan Vlahović. Ia memiliki teknik, fisik, dan naluri gol. Namun ia membutuhkan stabilitas dan dukungan sistem yang tepat. Jika Juventus bisa membangun ulang kekuatan lini tengah, Vlahović berpotensi mengakhiri paceklik produktivitas striker Juventus dalam beberapa musim terakhir.
Namun tanpa perombakan besar, Juventus akan terus kesulitan melahirkan pencetak 20 gol per musim, apalagi jika membandingkan dengan standar tinggi era Ronaldo, Higuaín, dan Dybala.
Kesimpulan: Jejak Emas yang Sulit Ditiru
Membahas 3 penyerang terakhir Juventus yang tembus 20 gol bukan hanya nostalgia, tetapi juga refleksi betapa besar penurunan yang dialami lini serang Juventus. Ronaldo menunjukkan dominasi, Higuaín menghadirkan konsistensi, dan Dybala memberikan kreativitas mematikan. Ketiganya adalah gambaran masa ketika Juventus selalu punya solusi di depan gawang.
Kini, Juventus membutuhkan kembali sosok yang mampu memikul beban itu. Bukan hanya untuk mencetak gol, tetapi juga untuk membawa klub kembali ke level tertinggi. Tantangannya tidak mudah, namun pencapaian tiga pemain tersebut menjadi standar yang harus dikejar oleh para penyerang Juventus generasi berikutnya.
