
Nama Jobe Bellingham kembali mencuat usai santer dikabarkan menjadi target Borussia Dortmund, klub yang pernah membesarkan sang kakak, Jude Bellingham. Namun di tengah rumor tersebut, satu hal ditegaskan Jobe: ia bukan penerus Jude.
Pernyataan ini muncul setelah publik sepakbola mulai membandingkan perjalanan karier dua bersaudara ini. Sama-sama memulai dari Birmingham City, sama-sama berposisi sebagai gelandang, dan sama-sama menjadi incaran klub besar sejak usia muda.
“Saya Bukan Versi Kedua Siapapun”
Dalam wawancara dengan media Inggris, Jobe dengan tegas menyatakan bahwa dirinya bukan penerus Jude di Dortmund dan ingin membangun karier sendiri tanpa bayang-bayang sang kakak.
“Aku sangat menghormati apa yang telah dicapai Jude. Tapi aku ingin orang mengenalku sebagai Jobe, bukan sebagai adik Jude,” ujarnya. “Jika suatu saat aku ke Dortmund, itu bukan karena Jude pernah di sana, tapi karena mereka percaya pada kualitasku sendiri.”
Sikap tersebut mendapat banyak pujian dari pengamat dan penggemar yang melihatnya sebagai bentuk kedewasaan dan mental yang matang di usia muda.
Dortmund dan Tradisi Membangun Bintang Muda
Borussia Dortmund bukan klub asing dalam mengorbitkan pemain muda. Nama-nama seperti Erling Haaland, Jadon Sancho, hingga Jude Bellingham adalah bukti betapa klub Bundesliga ini punya reputasi dalam membentuk bakat muda menjadi bintang dunia.
Ketertarikan Dortmund terhadap Jobe pun dianggap logis. Gelandang muda ini menunjukkan perkembangan signifikan di Sunderland musim lalu. Dengan visi bermain dan fisik yang mendukung, Jobe dinilai punya potensi berkembang cepat di lingkungan yang mendukung seperti Signal Iduna Park.
Dilema antara Harapan dan Bayangan Kakak
Meski Jobe ingin keluar dari bayang-bayang Jude, publik dan media tetap akan sulit memisahkan keduanya. Setiap langkah Jobe akan selalu dibandingkan — entah dari statistik, gaya bermain, hingga klub yang ia bela.
Namun, perbedaan keduanya juga jelas. Jude lebih dikenal sebagai gelandang box-to-box dengan peran dominan dan karisma sebagai pemimpin di lapangan. Jobe sendiri lebih fleksibel dalam posisi, bisa bermain lebih menyerang, bahkan kadang digunakan sebagai winger.
Kesimpulan: Jalur Sendiri untuk Jobe
Apakah Jobe akan benar-benar bergabung ke Dortmund atau memilih jalur berbeda masih menjadi tanda tanya. Namun satu hal sudah pasti: Jobe tidak ingin sekadar mengikuti jejak Jude, ia ingin menulis kisahnya sendiri.
Jika ia mampu mempertahankan performa dan mentalitas seperti ini, bukan tidak mungkin Jobe akan membuktikan bahwa dirinya bukan hanya “adik dari Bellingham”, tapi bintang dengan nama besar sendiri.